Dalam artikel ini, kita tak akan mempertanyakan siapa yang bertanggung jawab atau mencari penyebab langkanya anggrek-anggrek, tetapi lebih kepada penyajian data yang dapat menggugah pemikiran dan merenung mengenai nasib kekayaan alam Indonesia. Sebagai warga bangsa, kita memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan melestarikan keberagaman anggrek, bagian dari plasma nutfah yang membentuk kekayaan alam kita.
Data yang disajikan tidak terfokus pada menyalahkan, melainkan untuk memberikan pemahaman tentang keadaan anggrek di habitatnya. Meski lebih banyak membahas anggrek-anggrek dari Kalimantan, hal ini murni kebetulan karena sumber-sumber yang tersedia lebih melibatkan wilayah tersebut. Rangkuman data ini dihadirkan dengan gaya penulisan yang bersahaja, menggabungkan informasi dari berbagai sumber.
Semua data yang disampaikan diharapkan dapat memberikan manfaat, memperkaya pengetahuan, dan menginspirasi langkah-langkah nyata dalam menjaga kelestarian anggrek-anggrek di tanah air. Mari bersama-sama membaca, merenung, dan berkontribusi untuk mengubah nasib mereka menjadi lebih baik ke depannya. Artikel ini ditulis dengan harapan agar pemahaman kita semakin meluas dan dukungan untuk konservasi semakin kuat.
Awal Penelitian Hutan Kalimantan
Tahun 1825 Titik awal pengumpulan dan pendokumentasian tumbuhan termasuk anggrek oleh George Muller (Jerman).
Tahun 1901 – 1902 Friederick Ricard Rudolf Schlechter (ahli botani Jerman) berekspedisi dan mengumpulkan sekitar 300 jenis anggrek.
Tahun 1925 Eric P. Mjoberg mengumpulkan 15.000 tanaman di Kalimantan Timur saja. 127 jenis pakis dan anggrek diberikan ke Kebun Raya Bogor.
Tahun 1925 F. Hendrik Endert (Belanda) mengumpulkan 5.417 tanaman dari Kalimantan Timur saja.
Anggrek dari hutan Kalimantan
Phalaenopsis amabilis var. Pelaihari musnah dari habitat alamnya di hutan Kabupaten Tanah Laut dan Kalimantan Selatan lainnya.
Dendrobium lowii endemik Kalimantan Selatan utamanya di Pegunungan Meratus ini sudah musnah di habitat alamnya dan sangat langka keberadaannya di hobiis anggrek.
Dendrobium hepaticum nasibnya sama dengan Dendrobium lowii. Namun ada sumber yang mengatakan kalau ketiga anggrek ini bisa diperoleh di penangkar luar negeri, utamanya Singapura.
Paphiopedilum kolopakingii / Anggrek Kantung Kolopaking endemik Kalimantan Tengah yang sangat langka.
Paraphalaenopsis laycocki (Anggrek Bulan Kaliman Tengah)
Paraphalaenopsis labukensis
Paraphalaenopsis serpentilingua (Anggrek Bulan Kaliman Barat)
Phalaenopsis gigantea (Anggrek Bulan Gajah atau Anggrek Bulan Raksasa)
Coelogyne pandurata (Anggrek Hitam)
Spathoglottis zurea (Anggrek Sendok/Anggrek Tanah Kuning)
Grammatophylium speciosum (Anggrek Harimau/Anggrek Macan atau Anggrek Tebu)
7 jenis anggrek Kalsel yang telah langka dan dilindungi oleh undang-undang sehingga tidak bisa diperjualbelikan secara bebas, apalagi ke luar negara.
Beberapa Anggrek Spesies di Indonesia
Phalaenopsis javanica raib dari alamnya, namun mudah ditemukan di (kolektor anggrek) Malaysia dan Taiwan dan mereka tidak menganggapnya sebagai spesies langka. – lha iya lah lha wong mereka merasa tidak memilikinya kok –
Vanda tricolor sulit ditemukan di habitatnya, lereng Gunung Merapi. Selain itu 40 jenis anggrek lainnya yang berada di Merapi juga nyaris punah.
Cymbidium hartinahianum / Anggrek Hartinah anggrek tanah endemik Sumatera Utara Indonesia dan masuk dalam perlindungan pemerintah berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1999.
Dendrobium sutiknoi spesimennya sangat susah dicari di Indonesia, bahkan di habitatnya, Papua. Namun, nurseri-nurseri luar negeri menjualnya ke seluruh dunia dengan harga sangat terjangkau.
Paphiopedilum glacophyllum / Anggrek Selop anggrek terestrial endemik Jawa Timur.
Phalaenopsis amabilis (Anggrek Bulan) dari Sulawesi Selatan, sangat langka di habitatnya.
Phalaenopsis ambonensis (Anggrek Bulan Ambon) sama dengan nasib Phalaenopsis amabilis.
Dendrobium anosmum var. huttoni senasib juga dengan Phalaenopsis amabilis.
Phalaenopsis celebensis anggrek khas Sulawesi yang sudah tidak ditemukan lagi pada habitatnya.
Papilionanthe hookerina/Vanda hookeriana (Vanda Pensil/Anggrek Pensil) yang berhabitat di Bengkulu dan Kalimantan masuk dalam spesies terancam punah. Telah dilindungi melalui PP Nomor 77 tahun 1999.
Peraturan Pemerintah
Kalau merunut Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1999, ada 29 Anggrek Spesies yang dilindungi. Tentunya untuk saat itu daftar itu seharusnya sudah semakin panjang. Selain beberapa yang telah tersebut di atas, spesies yang lain adalah:
Ascocentrum miniatum (Anggrek Kebutan)
Corybas fornicatus (Anggrek Koribas)
Dendrobium catinecloesum (Anggrek Karawai)
Dendrobium d’albertisii (Anggrek Albert)
Dendrobium lasianthera (Anggrek Stuberi)
Dendrobium macrophyllum (Anggrek Jamrud)
Dendrobium ostrinoglossum (Anggrek Karawai)
Dendrobium phalaenopsis (Anggrek Larat)
Grammatophyllum papuanum (Anggrek Raksasa Irian)
Macodes petola (Anggrek Ki Aksara)
Paraphalaenopsis denevei (Anggrek Bulan Bintang)
Paphiopedilum chamberlainianum (Anggrek Kasut Kumis)
Paphiopedilum glaucophyllum (Anggrek Kasut Berbulu)
Paphiopedilum praestans (Anggrek Kasut Pita)
Phalaenopsis amboinensis (Anggrek Bulan Ambon)
Phalaenopsis sumatrana (Anggrek Bulan Sumatera)
Phalaenopsis violacose (Anggrek Kelip)
Renanthera matutina (Anggrek Jingga)
Spathoglottis zurea (Anggrek Sendok)
Vanda celebica (Vanda Mungil Minahasa)
Vanda pumila (Vanda Mini)
Vanda sumatrana (Vanda Sumatera)
Sumber: bluepurplegarden.wordpress.com
Artikel Menarik Lain:
Keunikan Anggrek Oncidium
Anggrek Tebu atau Anggrek Macan
Jenis Anggrek Macan
Seorang admin yang suka jalan-jalan dan berburu Anggrek di Kota dingin Batu. Dan masih belajar mengenai Anggrek, baik melalui situs, makalah dari kampus-kampus terkemuka Indonesia dan langsung dari petani Anggrek. So Admin masih magang, harap dimaklumi jika ada salah kata ^.^