Site icon Blog

Anggrek Tebu atau Anggrek Macan, Anggrek Terbesar di Dunia

Kenali lebih dekat Anggrek Tebu atau biasa dijuluki Anggrek Macan, salah satu keindahan alam yang belum banyak dipahami. Dikenal juga sebagai Tiger Orchid, anggrek ini memukau dengan pola bunga yang menyerupai warna kulit harimau dan merupakan salah satu anggrek terbesar di dunia.

Tinggi batang anggrek tebu, yang sering disebut sebagai anggrek macan, dapat mencapai 1,5 hingga 3 meter. Dengan pertumbuhan tipe simpodial, anggrek ini tidak memiliki batang utama, namun bunga-bunganya mekar dari ujung batang dan terus berkembang dari tunas-tunas baru. Ketika menua, batangnya akan menjadi kaku dan daunnya akan menggantung dari pangkalnya.

Sebaran Anggrek Tebu

Anggrek, sejenis tumbuhan epifit yang tumbuh menumpang pada pohon-pohon besar, terutama ditemui di dataran rendah dengan iklim tropis. Salah satu varietas yang dikenal sebagai anggrek tebu mendapat namanya karena kemiripan daunnya dengan tanaman tebu. Anggrek yang mengagumkan ini merupakan salah satu dari ribuan jenis anggrek yang tumbuh di Indonesia, yang memiliki sekitar 5.000 hingga 6.000 spesies. Sebaran alami jenis anggrek ini meliputi kawasan Asia Tenggara, mulai dari Myanmar, Thailand, Laos, Vietnam, hingga Indonesia dan New Guinea. Di Indonesia, anggrek tebu dapat ditemukan di berbagai pulau seperti Sumatra, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Maluku, hingga Papua.

Keunikan Anggrek Tebu

Anggrek tebu atau yang dikenal sebagai anggrek macan ditandai oleh ukurannya yang besar dan bunga berwarna kuning dengan bintik-bintik coklat, merah, atau merah kehitam-hitaman. Keistimewaan lainnya adalah daya tahan bunganya yang tinggi, tidak mudah layu, dan dapat bertahan hingga 2 bulan setelah dipotong dari batangnya. Tanaman ini tumbuh di daerah rendah beriklim tropis, biasanya di sela-sela atau pangkal pohon besar. Anggrek tebu membutuhkan paparan sinar matahari langsung untuk pertumbuhannya. Selain itu, warna bunganya dapat bervariasi ketika disilangkan dengan warna induk anggrek lainnya. Nama genusnya, Grammatophyllum, berasal dari bahasa Yunani, yakni gramma yang berarti tanda atau huruf, dan phyllon yang berarti daun. Nama ini merujuk pada tanda-tanda gelap dan mencolok yang terdapat pada kelopak bunga anggrek tebu.

Fakta Anggrek Macan

Anggrek Macan, juga dikenal sebagai anggrek tebu, memiliki ukuran yang mengagumkan dengan tinggi mencapai sekitar 2,5 meter. Daun-daun lebar yang menawan membentang lebih dari satu meter, menciptakan tampilan yang megah dan mencolok. Bunga-bunganya, yang memiliki diameter mencapai 10 cm, memberikan sentuhan keindahan ekstra pada tanaman ini. Keunikan ukuran dan bentuk bunga Anggrek Macan menjadi daya tarik tersendiri bagi para pecinta tanaman hias.

Selain ukurannya yang mencolok, bunga Anggrek Macan juga dikenal karena aroma kuatnya, terutama terasa pada malam hari. Aroma harum yang disebarkan oleh tanaman ini cukup menyengat dan mampu menarik berbagai jenis serangga penyerbuk.

Pola bunga Anggrek Macan memukau, menyerupai corak kulit harimau dengan kombinasi warna mencolok, seperti cokelat dan oranye.

Kehidupan tanaman ini juga menarik, karena mampu bertahan dan terus tumbuh dalam jangka waktu yang lama. Beberapa individu bahkan dapat hidup hingga mencapai 100 tahun, menambah pesona dan keunikan dari anggrek yang satu ini.

Konservasi Anggrek Tebu

Salah satu anggrek tebu terbesar yang pernah dicatat dalam sejarah adalah saat dipamerkan pada pameran besar tahun 1851 di Hyde Park, London. Pada kesempatan tersebut, sebuah rumpun anggrek tebu dengan berat mencapai dua ton dipajang, menarik perhatian banyak pengunjung. Kini, anggrek tebu menjadi salah satu jenis anggrek yang diminati oleh masyarakat, terutama karena keindahan bunga-bunganya yang menawan.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ellok Dwi Sulichantini Susylowati dan Ariya Ramadhan, sulitnya menemukan anggrek tebu di habitat aslinya disebabkan oleh perubahan dan kerusakan habitat yang diakibatkan oleh penebangan hutan dan perubahan penggunaan lahan. Eksploitasi anggrek tebu di alam dapat berpotensi menyebabkan kepunahan, oleh karena itu, peneliti mendorong upaya konservasi, salah satunya melalui teknik perbanyakan kultur jaringan. Teknik ini memungkinkan perbanyakan biji tanpa ketergantungan pada mikoriza dan menggunakan media buatan yang kaya nutrisi.

Sejak tahun 2018, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), yang pada saat itu masih LIPI, telah aktif dalam kegiatan konservasi anggrek tebu melalui eksplorasi di hutan-hutan Indonesia. Upaya tersebut melibatkan pengembangan secara in vitro dan ex vitro, termasuk pengembangan benih sintetik. Anggrek tebu, dengan ukuran tanaman dan bunga yang besar, dihadapkan pada ancaman kepunahan di habitat alaminya, dan langkah-langkah konservasi menjadi penting untuk memastikan kelangsungan jenis ini.

Melestarikan Anggrek Tebu

Jika anda telah mengenal anggrek macan, pastinya anda juga harus mengetahui tentang keindahan yang dimilikinya. Anggrek Macan termasuk dalam spesies anggrek yang mendapatkan perlindungan di beberapa negara karena tingkat eksploitasi yang tinggi di habitat alaminya. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk menghargai keindahan alam dengan bertanggung jawab. Meskipun menanam anggrek macan diijinkan, namun perlu memperhatikan kondisi yang sesuai. Melakukan hal ini merupakan salah satu cara yang efektif untuk ikut serta dalam pelestarian spesies anggrek macan dan mendukung keberlanjutan lingkungan alam kita.

Anggrek Tebu untuk Obat

Meskipun demikian, Anggrek Macan sering dimanfaatkan oleh masyarakat di Kalimantan sebagai alternatif pengobatan untuk mioma. Mioma adalah pertumbuhan massa atau daging di dalam atau di luar rahim wanita yang bersifat non-kanker. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Tri Suwarni Wahyudiningsih, Yanetri Asi Nion, dan Pahawang dalam Jurnal Biodjati berjudul “Pemanfaatan Anggrek Spesies Kalimantan Tengah Berbasis Kearifan Lokal yang Berpotensi Sebagai Bahan Obat Herbal,” bagian dari anggrek tebu yang dimanfaatkan sebagai obat adalah batang dan daun. Proses pengolahan melibatkan pencucian bersih batang dan daun, kemudian merebusnya dengan 400 ml air selama 15 menit. Setelah dingin, air rebusan dapat disaring dan diminum dua kali sehari. Meskipun begitu, penelitian lebih lanjut mengenai pemanfaatan anggrek sebagai obat herbal di Indonesia masih perlu dilakukan.

Penutup dan Kesimpulan

Anggrek Tebu, atau lebih dikenal sebagai Anggrek Macan, merupakan salah satu anggrek terbesar di dunia yang memukau dengan pola bunga mirip kulit harimau. Anggrek ini tumbuh sebagai tipe simpodial tanpa batang utama. Sebaran alaminya meliputi kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Keunikan bunga anggrek macan berwarna kuning menyerupai corak kulit macan atau harimau dan daya tahannya yang luar biasa. Penelitian mengenai pemanfaatan anggrek tebu sebagai obat herbal di Kalimantan menunjukkan bahwa tanaman ini dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai obat tradisional. Proses pengolahan melibatkan batang dan daun anggrek tebu yang direbus, meskipun perlu penelitian lebih lanjut mengenai manfaat kesehatan yang tepat. Keberlanjutan pelestarian anggrek tebu atau anggrek macan menjadi tanggung jawab bersama dalam mendukung keindahan alam dan kehidupan tanaman ini agar tetap lestari dan terjaga.

Artikel Menarik Lain:
Habitat dan Pertumbuhan Anggrek Dendrobium
Cara Merawat Bunga Anggrek di Rumah
Penyakit Pada Tanaman Anggrek

Ditulis ulang dari: radarpekalongan.disway.id goodnewsfromindonesia.id mongabay.co.id nugrahaorchid.com

Exit mobile version